TERAPI TAWA MENURUKAN DEPRESI LANSIA
DOI:
https://doi.org/10.54040/jpk.v7i2.113Keywords:
terapi tawa, depresi, lansiaAbstract
Proses menua menyebabkan perubahan fisik, kognitif, psikososial dan akan menjadi stresor pada lansia. Salah satu penanganan nonfamakologi untuk menurunkan depresi adalah terapi tawa. Fenomena yang terjadi di Panti Werdha Bakti Luhur, beberapa lansia mengungkapkan perasaan kesepian dan bosan, lebih suka menyendiri, insomnia, tidak bahagia tinggal di panti. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh terapi tawa terhadap tingkat depresi lansia. Desain penelitian ini adalah pra eksperimental one-group-pre-post test design. Populasi dalam penelitian adalah lansia di panti wedha Bhakti Luhur dan dipilih dengan menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 40 responden. Variabel independen adalah terapi tawa dan variabel dependen adalah depresi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian kuesioner Geriatric Depression Scale. Hasil penelitian sebelum diberikan terapi tawa lebih dari 50% (55%) responden mengalami depresi sedang-berat. Sesudah diberikan terapi tawa sebagian besar 68% responden mengalami depresi ringan. 12,5% responden tidak mengalami perubahan tingkat depresi. Hasil uji Wilcoxon dengan tingkat signifikan ? = 0,05 dan harga p = 0,000, nilai p < ? maka ada pengaruh terapi tawa terhadap tingkat depresi lansia. Terapi tawa dapat menurunkan depresi lansia. Oleh karena itu peneliti memberikan saran kepada panti dan lansia di Panti Werdha Bhakti Luhur dalam menangani depresi lansia salah satunya dengan terapi tawa.